October 12, 2022
loading

Penggunaan Media Sosial Berlebihan Tidak Baik untuk Kesehatan Jiwa

Posted by    admin

Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain untuk dapat berinteraksi, berkomunikasi, dan bersosialisasi. Berhubungan sosial dengan orang lain akan sangat bermanfaat bagi proses tumbuh pada seseorang dan juga baik untuk peningkatan kematangan, kedewasaan, termasuk memberikan kenyamanan dan melindungi dari rasa kesepian.

Saat ini interaksi sosial dengan orang lain bukan hanya di dunia nyata secara langsung, tapi di dunia maya dengan platform media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, Whatsapp, TikTok, Youtube, dll. Teknologi digital ini dibuat untuk lebih mendekatkan orang satu dengan yang lain tanpa dibatasi tempat dan waktu. Hal yang perlu diwaspadai adalah ternyata penggunaan media sosial secara berlebihan berdampak pada terganggunya kesehatan jiwa seseorang seperti munculnya gangguan ansietas (cemas), depresi, rasa terisolasi/ kesepian, dan FOMO (Fear of Missing Out).

 

Aspek Positif Media Sosial

  • Media komunikasi dan update situasi dengan seluruh relasi di seluruh dunia
  • Menemukan teman baru dan komunitas dengan minat dan bidang yang sama
  • Mengetahui isu-isu yang terjadi akhir-akhir ini
  • Mendapatkan dukungan di saat saat sulit
  • Media ekspresi diri dan kreativitas
  • Menemukan sumber-sumber yang berharga untuk pengembangan diri

 

Aspek Negatif Media Sosial

  • Perasaan tidak cukup tentang diri dan penampilan yang memicu harga diri rendah dengan membandingkan diri dengan kehidupan orang lain
  • Fear of Missing Out, ketakutan ketinggalan berita sehingga memicu kecemasan dan kompulsivitas bahkan memeriksa media sosial saat bangun tidur, akan tidur dan berkendara yang berdampak tidak baik bagi kesehatan dan keselamatan
  • Isolasi dan kesepian dapat muncul akibat penggunaan yang berlebihan karena jempol seorang teman yang mengapresiasi langsung tidak sama dengan jempol di media sosial, senyuman hangat sahabat di depan kita berbeda dengan emoji yang ada di media sosial, kata-kata apresiasi yang diberikan oleh rekan kerja tidak sama dengan komentar di media sosial.
  • Ansietas dan depresi dapat muncul saat penggunaan media sosial lebih banyak menghabiskan waktu kita dibandingkan dengan interaksi secara langsung
  • Cyber bullying dapat terjadi bila menggunakan media sosial berlebihan dan ini dapat menyebabkan trauma psikologis yg mendalam

Saat ini penggunaan media sosial bisa langsung dari smartphone yang dibawa kemana-mana sehingga munculnya notifikasi di handphone menjadi suatu distraksi yang besar yang dapat mengalihkan dan membuat kehilangan fokus pada apa yang sedang dikerjakan, saat belajar kuliah, bekerja atau beraktivitas. Media sosial memang diciptakan untuk menarik perhatian kita, mendorong kita untuk selalu online. Media sosial juga dapat menyebabkan seseorang mengalami adiksi sama seperti merokok, alkohol, dan narkoba karena saat menggunakan media sosial dan mendapatkan kenyamanan karena ada yang memberikan love, like, komentar dan Ikuti ada hormon dopamin yaitu hormon yang menimbulkan rasa senang yang dikeluarkan sehingga ingin kembali mengulang membuka media sosial. Pada waktu tidak membuka media sosial dan tidak ada kegiatan lain seperti ada yang hilang (withdrawal effect).

Media sosial sering juga dijadikan sebagai "Selimut Aman" untuk menampilkan sisi baik dan hebat saja dari seseorang sehingga keadaan yang sebenarnya, realitas kehidupan tidak dimunculkan seutuhnya. Inferioritas, rasa tidak nyaman dan aman seolah bisa ditutupi dengan berbagai fasilitas media sosial dengan segala filter dan platformnya.Media sosial menjadi semacam pelarian untuk mendapatkan kenyamanan sesaat saat masalah sebenarnya dalam kehidupan nyata tidak/belum teratasi.

 

Modifikasi Penggunaan Media Sosial untuk Kesehatan Jiwa yang Lebih Baik

1. Kurangi waktu melihat media sosial

  • Gunakan aplikasi untuk menghitung screen time menggunakan media sosial, maksimal 2 jam sehari. Beberapa penelitian menunjukkan ada perubahan bermakna pada remaja dan dewasa muda yang menggunakan media sosial hanya 30 menit sehari
  • Matikan gawai (gadget) secara berkala di waktu-waktu tertentu
  • Jangan membawa gawai ke tempat tidur
  • Matikan notifikasi agar kita tidak mudah terdistraksi
  • Limit checks, identifikasi dan coba tunda waktu melakukan pengecekan media sosial
  • Detoksifikasi media sosial, secara berkala hapus aplikasi media sosial dari gawai

 2. Ubah Fokus

  • Gunakan media sosial dengan tujuan dan bukan hanya untuk mengisi waktu luang
  • Media sosial bukan untuk menggantikan sesuatu di dunia nyata. Jika bosan coba cari hobi baru, jika kesepian coba ajak teman hang out, bertemu dan berbagi, atau bergabung dengan komunitas
  • Jangan menjadi pengguna media sosial yang pasif, aktiflah berinteraksi dengan yang lain sehingga ada rasa memiliki dan dimiliki
3. Cari, Ciptakan, dan Ikuti Aktivitas Luring

Pertemuan langsung dengan keluarga, teman dan rekan kerja akan sangat baik dilakukan lebih sering untuk membangun hubungan yang bermakna.

4. Buat Gratitude Journal secara berkala

Ini akan menjadi refleksi pribadi bagi kita bahwa kita unik dan tidak sama dengan orang lain dan kita punya time lane yang berbeda dan itu cukup buat kita untuk mendapatkan kenyamanan dan kebahagiaan.

5.  Latihan Mindfulness

Fokus pada here and now, keadaan saat ini yang ada di sekitar kita. Salah satu tekniknya adalah dengan teknik grounding, yaitu menstimulasi panca indra kita dengan apa yang ada di sekitar kita.

 

Mari menggunakan media sosial dengan bijak agar kesehatan jiwa tetap terjaga baik.

 

Salam SEJI-GO

(Sehat Jiwa Bersama Lahargo)

 

dr. Lahargo Kembaren, Sp.KJ

Psikiater dan Kepala Instalasi Rehabilitasi Psikososial

Pusat Kesehatan Jiwa Nasional RS Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor

Referensi:

1. Kraut R, Patterson M, Lundmark V, et al.. Internet paradox. A social technology that reduces social involvement and psychological well-being? The American Psychologist 1998; 53:1017–1031

2. Subrahmanyam K, Kraut RE, Greenfield PM, et al.. The impact of home computer use on children's activities and development. The Future of Children/Center for the Future of Children, the David and Lucile Packard Foundation 2000; 10:123–144

3. Pantic I, Damjanovic A, Todorovic J, et al.. Association between online social networking and depression in high school students: behavioral physiology viewpoint. Psychiatria Danubina 2012; 24:90

 

 

  • Share to :