January 11, 2023
loading

Perilaku Kekerasan/Agresivitas oleh Anak. Bagaimana Memahami dan Menyikapinya?

Posted by    admin

Berita mengejutkan mengenai seorang anak remaja yang melakukan perilaku kekerasan/agresivitas yang fatal menghenyakkan kita dan menarik perhatian kita semua. Bagaimana hal itu bisa terjadi?

Sebuah perilaku kekerasan/agresivitas adalah sebuah proses yang kompleks yang terjadi di dalam otak. Apa yang terjadi dalam otak adalah proses neurobiologi yang menyebabkan suatu perilaku kekerasan terjadi:

1. Top Down (Brake/rem)

Bagian otak di area prefrontal cortex, yang berfungsi sebagai pembuat keputusan dan kontrol diri.
2. Bottom Up (Drive/gas)

Bagian otak di daerah amigdala, yang berfungsi sebagai pusat emosi, belajar perilaku.

 

Di dalam area otak ini terdapat struktur, sirkuit saraf, neurotransmiter (zat kimia di otak) dan proses fisiologisnya.

Kerusakan pada sirkuit saraf di otak ini dapat menyebabkan terjadinya kegagalan pada dua area otak tersebut. Bagian otak prefrontal cortex gagal menjalankan fungsinya mengontrol perilaku dan kontrol diri. Bagian otak amigdala menjadi hiper responsif sehingga ada triger sedikit saja langsung memicu emosional. Ini semualah yang kemudian berujung pada terjadinya sebuah perilaku kekerasan/agresivitas.

 

Apa saja yang dapat menyebabkan sirkuit otak terganggu sehingga memunculkan perilaku kekerasan?

  • Faktor genetik dalam keluarga dengan riwayat perilaku kekerasan
  • Adanya tumor otak, trauma kepala
  • Gangguan metabolik, penyakit fisik
  • Pemakaian alkohol, narkoba
  • Riwayat menjadi korban perlakuan kekerasan, baik verbal, fisik, seksual
  • Menyaksikan perilaku kekerasan dalam kehidupan sehari hari, di rumah atau lingkungan sekitar
  • Menjadi korban perundungan (bullying)
  • Paparan media mengenai kekerasan, film, games, tontonan youtube, TV, medsos, dsb.
  • Stresor psikososial dalam kehidupan sehari hari (masalah keuangan, pertengkaran, perceraian, pendidikan, PHK, situasi tempat tinggal, dll.)

 

Perilaku Kekerasan oleh Anak dan Gangguan Jiwa

Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-V), beberapa gangguan kejiwaan yang ditandai adanya agresivitas pada anak antara lain:

 

  • Oppositional defiant disorder (ODD)

Pola suasana hati marah atau mudah tersinggung, perilaku argumentatif atau menantang dan/atau dengki yang berlangsung enam bulan atau lebih.

  • Conduct Disorder (CD)

Pola perilaku persisten/menetap yang melanggar hak orang lain dan aturan, seperti intimidasi, pencurian, bolos dari sekolah, lari dari rumah.

  • Disruptive Mood Dysregulation Disorder (DMDD)

Ditandai oleh adanya ledakan kemarahan yang sering terjadi dan suasana hati yang mudah tersinggung atau depresi hampir sepanjang waktu.

  • Psikosis

Gangguan penilaian realitas, tidak bisa membedakan mana yang nyata dan khayalan, ditandai dengan adanya halusinasi (mendengar suara bisikan, melihat bayangan), delusi/waham (ide, pikiran yang salah tidak sesuai kenyataan, misal akan mendapat kekuatan, kehebatan bila melakukan hal tertentu).

  • Bipolar

Gangguan mood, yang ditandai dengan perubahan mood yang ekstrim dari senang berlebihan (episode manik) menjadi sedih berlebihan (episode depresi).

  • Depresi Mayor

Gangguan mood yang ditandai dengan mood yang sedih, mudah tersinggung, tidak semangat, energi berkurang, gangguan pola tidur dan makan, fokus, konsentrasi yang menurun dan pikiran tentang kematian.

  • Ciri Kepribadian Antisosial

Sebuah ciri kepribadian dengan gejala seperti sering mengabaikan dan melanggar hak orang lain, tidak memiliki empati atau rasa kasihan pada orang lain, tidak mawas diri, merasa lebih hebat dari orang lain, dan manipulatif.

 

Jenis Perilaku Kekerasan oleh Anak/Remaja yang Perlu Diwaspadai

  • Temper tantrum
  • Berkelahi / tawuran
  • Ancaman verbal untuk menyakiti, membunuh
  • Agresi fisik pada orang seperti memukul, menjambak, menendang, dll
  • Agresi fisik pada benda seperti merusak barang, membanting, menendang barang, dll
  • Menggunakan senjata
  • Menyiksa binatang
  • Bermain api, membakar
  • Vandalisme

 

Adanya perilaku di atas menjadi alarm bagi kita semua bahwa ada sistem yang tidak pas pada anak ini dan perlu dilakukan intervensi segera agar tidak menimbulkan hal yang membahayakan.

 

Pencegahan Perilaku Kekerasan

 

  • Hindari anak dari perlakuan kekerasan
  • Pendidikan seksual pada anak dan pencegahan pelecehan seksual
  • Identifikasi dini dan penanganan anak yang melakukan perilaku kekerasan
  • Monitoring paparan media mengenai kekerasan di TV, internet, medsos, game, video, film
  • Memperbanyak aktivitas / kegiatan fisik pada anak yang positif, seperti olah raga, musik, organisasi, kerohanian, dll
  • Komunikasi dan kedekatan orang tua dan anak sangat penting sehingga orang tua dapat segera tahu dan memberikan penanganan apabila anak mengalami perubahan psikologis.

 

Penanganan dan Terapi Perilaku Kekerasan/ Agresivitas oleh Anak/Remaja

  • Lakukan perawatan di rumah sakit apabila ada perilaku yang membahayakan
  • Pemeriksaan psikologis dan psikiatri yang lengkap
  • Psikofarmaka, obat obatan untuk mengontrol perilaku kekerasan anak/remaja, obat suntik dan oral dapat diberikan, yaitu golongan: mood stabilizer, antipsikotik, antidepresan, anti-ansietas
  • Psikoterapi, mengubah pikiran dan perilaku anak, CBT (Cognitive Behavior Therapy), latihan regulasi emosi, latihan mengekspresikan rasa frustasi, Parent Management Techniques (PMT), dll.
  • Rehabilitasi psikososial, latihan latihan social skill training, cognitive remediation, Occupational-Vokasional skill training, dll.

 

Pesan bagi Orang Tua

Orang tua memegang peran penting terhadap munculnya perilaku kekerasan oleh anak. Pastikan anak tidak terpapar oleh berbagai peristiwa/tontonan kekerasan yang dapat mengganggu otaknya, sehingga muncul perilaku yang tidak diharapkan. Berikan kasih sayang dan miliki ikatan emosi yang baik dengan anak. Tingkatkan komunikasi dengan anak sehingga orang tua dapat menjadi tempat anak berbagi saat mereka mendapatkan kesulitan, kebingungan, dan frustrasi dalam hidupnya.

Sekolah, lingkungan, dan masyarakat sekitar pun punya tugas yang sama. Mari kita hilangkan perilaku kekerasan di sekeliling kita. Tebarkan kasih!

 

Salam sehat jiwa!

 

dr. Lahargo Kembaren, SpKJ

Psikiater & Kepala Instalasi Rehabilitasi Psikososial

Pusat Kesehatan Jiwa Nasional RS Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor

  • Share to :