April 16, 2019
loading

CALM AND ALERT (state arousal pada anak)

Posted by    admin

Kondisi emosi anak yang tenang dan siap adalah aspek penting yang menentukan kualitas interaksi dan komunikasi dua arah pada anak.

Kondisi calm & alert ini dapat diamati dari tampilan ekspresi dan perilaku anak. Anak yang tenang dan siap, terlihat lebih fokus, atentif dan menunjukkan kualitas komunikasi dua arah yang efektif.

Anak yang belum mencapai kondisi calm & alert dalam suatu situasi akan menunjukkan perilaku yang aktif dan agresif, seperti meloncat-loncat, berlarian kesana kemari, melempar barang atau berteriak. Atau bahkan sebaliknya menampilkan perilaku inhibisi seperti malas-malasan, melamun atau mengantuk dan tak bersemangat.

Kemampuan anak untuk mencapai kondisi calm & alert ini berkaitan dengan regulasi diri. Regulasi diri ini mengacu pada seberapa lancar anak bergerak dan berpindah melalui "arousal state" yang berbeda. Arousal continuum ini terbagi ke dalam sejumlah state yaitu :
- Tertidur
- Mengantuk
- Hypoalert
- Calmly focused & alert
- Hyperalert
- Flooded

Hal ini menjelaskan mengapa anak yang habis berlarian sepanjang jam istirahat sekolah tidak akan bisa langsung fokus dan atentif saat guru langsung memberi tugas atau memberi instruksi saat masuk kelas. Anak belum berada dalam kondisi calm & alert karena "arousal state"nya kemungkinan besar ada di kontinum hyperalert atau bahkan flooded.

Orang tua atau guru harus lebih peka dalam menganalisa "arousal state" anak. Jika masih berada dalam kondisi teraktivasi penuh, karena terlalu bersemangat atau berlebihan setelah melakukan kegiatan tertentu, maka aturlah pergantian suasana secara perlahan dan bertahap. Beri jeda waktu sesaat pada anak agar mereka mampu meregulasi dirinya dengan lebih efektif.

Cara yang dapat diterapkan dengan menggunakan isyarat tertentu, bisa ketukan di papan tulis atau tepuk tangan satu kali untuk memperoleh perhatian anak. Sampaikan kalimat pengantar yang membawa anak menuju pergantian suasana.

Contoh : "anak-anak jam istirahat sudah berakhir, duduk kembali di tempat masing-masing ya, dalam hitungan ke 5 semua bersiap mulai pelajaran lagi. Mulai hitung, satu...dua....(dst)..lima". Ok, sekarang ambil buku IPA dan buka halaman...."

Ketika anak-anak berada dalam kondisi calmly focused & alert mereka akan mampu memodulasi emosi, memperhatikan, mengabaikan distraksi/gangguan, menahan impulsnya, mengukur konsekuensi tindakan, memahami pemikiran dan perasaan orang lain dan dampak dari perilaku mereka atau bersikap empati terhadap orang lain.

Bagi anak-anak yang terlampau stress akan sulit memasuki kondisi calm & alert atau kurang dapat bertahan dalam kondisi tersebut jika mampu mencapainya.

Terdapat beberapa tanda anak-anak yang mengalami stress load yang eksesif :
1. Bermasalah dalam memperhatikan, atau memberi respons saat namanya dipanggil.
2. Mengalami banyak masalah saat mengerjakan hal-hal sederhana.
3. Sangat marah saat bangun pagi, atau tidak terlihat senang sepanjang hari.
4. Sering berdebat, terlihat sering berseberangan pendapat seberapapun masuk akalnya pendapat yang ditentangnya.
5. Sangat impulsif dan mudah terdistraksi.
6. Sangat bermasalah dalam mentolerir frustrasi.
7. Anak sangat kesulitan untuk :
- duduk tenang 
- bersiap tidur
- memikirkan hal hal sederhana
- bermain dengan anak lain
- memiliki ketertarikan yang positif
- mematikan tv atau berhenti bermain game

Langkah - langkah yang dapat dilakukan untuk menuju regulasi diri yaitu :
1. Mereduksi tingkat stress. Cara yang dilakukan cukup sederhana seperti memastikan anak cukup tidur, mengkonsumsi makanan bernutrisi, berolahraga, matikan radio/tv jika diduga anak sensitif terhadap suara, membatasi jumlah waktu menonton tv dan bermain game.
2. Membantu anak untuk menyadari seperti apa rasanya calm & alert dan seperti apa rasanya hypo atau hyper aroused.
3. Mengajari anak sejumlah hal yang diperlukan untuk kembali ke calmly focused & alert serta sejumlah pengalaman yang dibutuhkan untuk mengelola atau bahkan menghindarinya.

Penelitian saat ini menunjukkan bahwa berolahraga, memainkan alat musik, melibatkan diri dalam seni, yoga, seni bela diri seperti tae kwon do, semuanya memberikan manfaat yang besar untuk regulasi diri (Diamond, 2011)

*Disarikan dari Calm, Alert & Happy ( Dr, Stuart Shanker, 2012)

 

Miranty Novia Wardhani, S.Psi

RS. dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor

 

  • Share to :