May 21, 2019
loading

TEKNIK KOMUNIKASI DENGAN ANAK

Posted by    admin

TEKNIK KOMUNIKASI DENGAN ANAK


1. Dengarkan. Anak-anak akan mendengarkan orang tuanya hanya jika mereka merasa didengarkan terlebih dahulu. langkah-langkahnya :

Coba amati seberapa sering kita (orang tua) menginterupsi, menjelaskan, mempertahankan pendapat, menasehati atau memberi instruksi disaat

pendapat, menasehati atau memberi instruksi disaat anak berusaha untuk berbicara dengan orang tua.

Berhentilah berbicara, cukup dengarkan. Boleh mengajukan pertanyaan, seperti : "kamu bisa kasih contoh ngga?" "ada yang lain lagi?" Pertanyaan yang sifatnya menggali konten cerita anak.

Ketika anak sudah selesai bercerita, tanyakan apakah mereka mau mendengarkan kita (orang tua).

Setelah saling berbagi, barulah fokus pada penyelesaian masalah. Pelan-pelan sisipkan values yang ingin ditanamkan orang tua

2. Kendalikan perilaku kita. Example is the best teacher. Ketika kita tidak dapat mengontrol perilaku sendiri maka sudah dapat dipastikan anak-anak pun tidak akan mampu melakukannya. Cara mengontrol emosi sendiri seperti apa? ini beberapa contoh langkahnya :

Cari dan ciptakan tempat spesial untuk menenangkan diri (self time-out) dan biarkan anak-anak memahami hal ini. Contoh : di ruang tidur, di teras atas atau dimana pun. Masuklah ke ruangan itu untuk meredakan marah.

Sekiranya tidak dapat meninggalkan tempat kejadian kon?ik, hitung 1-10 dan tarik napas panjang.

Ketika kita melakukan kesalahan, minta maa?ah pada anak.

3. Selalu berikan pilihan pada anak, bukan perintah yang sifatnya satu arah. Contoh :

Sudah waktunya pulang. Kamu mau loncat seperti kelinci atau berjalan seperti gajah menuju ke mobil?

jika mereka tidak beranjak juga/tidak mau pulang. Sampaikan dengan tenang dan sopan "Tetap berada disini, tidak ada dalam pilihan" kemudian ulangi kembali pilihan yang kita sampaikan sebelumnya.

Terakhir, sampaikan "kamu yang memutuskan" setelah memberikan 2 pilihan yang pertama. it can empowering your kids.

4. Dari pada melarang anak melakukan sesuatu, lebih baik menyampaikan apa yang dapat mereka lakukan dalam situasi tertentu. Contoh :

Dari pada mengatakan "jangan dipukul" lebih baik katakan "sentuh pelan-pelan ya" dan berikan contoh.

Jangan berlarian di dalam rumah !!

Pakai kakimu untuk berjalan ?

Berhenti berkelahi !!

Berhenti berkelahi !!

"Ayo keluar" (tinggalkan perkelahian) ?

waktunya "pelukan" ?

5. Sampaikan penolakan dengan cara yang baik dan tetap menghargai keinginan anak. contoh :

"Mama tau kamu gak mau sikat gigi. Mama dan kamu bisa sikat gigi bareng kok"

" Kamu masih ingin terus main dan ini saatnya untuk tidur. Kamu mau dibacakan/didongengkan satu cerita atau dua cerita?"

"Mama sayang kamu, dan jawabannya adalah "tidak boleh" (ketika anak meminta sesuatu yang tidak kita ijinkan)

Perhatikan, setiap pernyataan menggunakan kata hubung "dan", bukan "tapi/tetapi". Ini adalah usaha untuk memahami sehingga anak tidak membentuk persepsi orang tua menolak keinginannya, walaupun sebenarnya orang tua menginginkan anak melakukan hal lain yang bukan kemauan anak.

6. Berikan dorongan (encouragement) dari pada pujian (praise). contoh :

Pujian --> kamu anak yang hebat Encouragement --> Terima kasih ya untuk bantuanmu

7. Dalam situasi tertentu, cukup gunakan "one word" (satu kata) to the point. Ini akan menghemat energi orang tua, dari pada berbicara panjang lebar. contoh :

"Tidur" (untuk menyuruh anak tidur)

"mandi" (untuk meminta anak segera mandi),

"handuk" (menyuruh untuk menjemur handuk),

"piring" (letakkan piring ke sink/mencucinya)

 

Selamat mencoba.

Miranty Novia Wardhani, S.Psi RS. dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor

 

  • Share to :