Posted by admin
SELF REGULATION DAN STIMULASI LEWAT AKTIVITAS BERMAIN ( 2 )
Terdapat beragam aktivitas permainan yang bisa mendorong terbangunnya regulasi diri pada anak. Beberapa di antaranya adalah :
1. Stop & Go game.
Cukup sediakan satu peluit dan alat peraga (visual) berupa karton warna-warni yang masing-masing bertuliskan stop (berhenti) go (jalan) dan slow (perlahan). Ajak anak untuk bermain sepeda dan perlihatkan karton peraga tersebut dan minta ia untuk mematuhi perintah yang tertera di sana. Jangan lupa bunyikan peluitnya sebagai penanda. Bermainlah secara bergantian.
2. Musical chairs.
Permainan ini bisa dilakukan oleh seluruh anggota keluarga. Sediakan sejumlah kursi dan berputarlah mengelilingi ruangan sepanjang terdengar musik. Boleh sisipkan gerakan tertentu yang mesti diikuti (misalnya goyang kepala, tepuk tangan, mengayunkan kaki mengikuti irama). Minta mereka untuk duduk dikursi begitu suara musik berhenti.
Permainan seperti ini membantu anak untuk belajar mengendalikan tubuh sesuai dengan tuntutan situasi. Anak juga akan terlatih untuk mengikuti perintah dan mengontrol impuls.
Lakukan dengan fun dan buatlah suasana semenyenangkan mungkin karena tujuan permainannya bukan untuk berkompetisi. Bantu anak untuk mengikuti instruksi karena anak dengan hambatan pada regulasi diri seringkali sulit berpartisipasi dalam permainan ini.
3. Dance Freeze.
Permainan ini pun menggunakan latar musik. Minta anak untuk bergerak sesukanya mengikuti irama musik, buatlah suasana menjadi seru dan menarik.
Begitu musik stop, setiap pemain harus segera diam mematung dan bertahan dalam posisi tersebut sampai suara musiknya terdengar lagi. Ketika pemain tidak langsung diam mematung, ia harus melakukan 5x jumping jacks, sebelum bisa ikut mulai lagi di permainan berikutnya.
4. Board game.
Jenis permainan yang menggunakan tools papan seperti monopoli, ular tangga, ludo, catur dll. Jenis permainan ini mengajarkan anak untuk bergiliran, mengikuti instruksi spesi?k dan mengontrol dorongan dalam dirinya. Pilihlah jenis board game yang sesuai dengan usia anak. Anak perlu merasa bahwa ia dapat menguasai permainan tersebut. Apabila kontrol emosi pun bermasalah, jadilah role model bagi anak apa yang seharusnya dilakukan saat kalah atau menang.
Untuk board game, mulailah dengan membiarkan anak memenangkan permainan dahulu. Dengan demikian, orang tua bisa mencontohkan harus seperti apa ketika mengalami kekalahan.
Kemudian, secara bertahap mulailah memaparkan anak dengan situasi kalah. Buatlah skenario dengan sejumlah kekalahan dan kemenangan. Ini bertujuan untuk membantu anak agar mampu mengontrol emosi dengan lebih baik.
Mintalah mereka untuk tetap happy saat anda menang. Sampaikan pada anak bahwa ia dapat mengatakan pada dirinya sendiri bahwa "kadang- kadang kamu menang tapi kadang-kadang juga kalah dan itu bukan masalah."
5. PERMAINAN KATA AJAIB
Permainan kata ajaib ini digunakan untuk membantu anak belajar caranya "menunggu". Gantilah perintah stop (berhenti) dan go (bergerak) dengan kata ajaib (misalnya "pisang" atau "apel").
Contohnya : anda bisa meminta anak untuk menunggu kode kata ajaib sebelum meluncur di perosotan. Begitu mendengar kata "pisang" minta mereka menyebut warnanya barulah mereka boleh meluncur ke bawah.
Tingkatkan level permainan ini dari level rendah ke tinggi sesuai kemampuan anak. Jika anak tidak bisa mempertahankan atensi untuk waktu yang lama, sederhanakan kata ajaibnya.
Dimanapun dan kapanpun mereka harus menunggu, praktekkan permainan ini. Jika terlalu mudah, pilih kata acak seperti "bulan" atau "matahari" dan berceritalah kisah mengenai kata tersebut.
Mereka mesti berlatih untuk mempertahankan kata tersebut di dalam kepalanya sepanjang mereka atentif pada cerita yang disampaikan padanya. Biasanya anak-anak akan menyukai permainan ini.
Silakan mencoba di rumah
Miranty Novia Wardhani, S.Psi
Rs. dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor