June 15, 2021
loading

Kendalikan Gawaimu, Jangan Sampai Jadi Candu

Posted by    admin

Saat teknologi begitu maju dan mudah dikases seperti di era sekarang, setiap orang dapat memiliki gawai (gadget). Tidak terbatas pada satu kelompok usia saja, kini gawai banyak dimiliki oleh berbagai kelompok usia, dari mulai dewasa, remaja, bahkan anak-anak.

Hari ini, peran gawai tidak bisa dilepaskan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, untuk belajar, komunikasi dengan rekanan, bahkan untuk sekadar hiburan. Perkembangan teknologi yang sangat pesat seperti sekarang memudahkan setiap orang untuk membeli gawai dengan beragam fasilitas yang canggih. Apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini, kita seolah dipaksa menambah porsi penggunaan gawai di dalam keseharian. Kondisi tersebut memaksa kita untuk mengurangi mobilitas dan interaksi secara langsung, sehingga gawai menjadi sarana komunikasi yang efektif untuk digunakan saat ini.

Penggunaan gawai yang wajar dapat menunjang aktivitas dan meningkatkan produktivitas, namun penggunaan gawai dengan intensitas yang berlebihan ternyata dapat mengganggu kesehatan jiwa.

Kebiasaan seseorang yang lebih fokus terhadap gawai daripada lingkungan sekitar, akan menghambat interaksinya di dunia nyata. Misalnya, ketika satu keluarga sedang makan bersama tetapi banyak anggota keluarga yang lebih fokus terhadap gawainya masing-masing. Ibaratnya, gawai menjauhkan yang dekat.

Apa itu adiksi gawai?

Adiksi adalah kata lain dari kecanduan atau ketergantungan secara fisik dan mental terhadap sesuatu. Ada kriteria tertentu untuk mengatakan seseorang mengalami adiksi terhadap gawainya, misalnya muncul rasa gelisah ketika tidak memegang gawai, berpikir harus mengecek gawainya setiap beberapa menit sekali, merasa tidak nyaman jika tidak mendapatkan akses internet, serta sulit tidur karena terus menerus bermain gawai. Kemudian, tanda-tanda seseorang memiliki adiksi terhadap gawai ialah ketika fungsi kesehariannya terganggu oleh perilaku adiksinya tersebut. Misalnya, jadi malas mandi, lupa makan, tidak mengerjakan tugas dan kewajibannya, merasa pusing, dan mengalami stres. Adiksi yang dialami tersebut bisa dikatakan sudah mengganggu fungsi metabolisme tubuh.

Kapan kita harus meletakkan gawai?

Kita sedang berasa di masa pandemi, mau tidak mau semua orang harus terkoneksi via gawai. Sulit jika harus terlepas dari gawai, karena banyak hal yang ditunjang oleh perangkat tersebut. Tapi itu bukan berarti kita harus memegang gawai setiap saat. Seberapa lama idealnya kita bermain gawai pada akhirnya akan kembali ke diri sendiri. Kita punya alarm di dalam tubuh yang akan memberi tanda pembatasan penggunaan gawai. Ketika mata sudah terasa agak panas, dan kepala mulai pusing, sudah saatnya kita meletakkan gawai. Beberapa ahli mengatakan, waktu maksimal penggunaan gawai adalah dua jam secara terus menerus.

Bagaimana jika gawai sudah mengganggu?

Jika penggunaan gawai sudah berlebihan dan mengganggu, individu tersebut harus melakukan serangkaian tindakan yang terukur. Menghilangkan candu tidaklah mudah, maka cara mengetahui langkah apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi adiksi gawai adalah melakukan konsultasi ke profesional kesehatan jiwa, seperti psikolog dan psikiater. Profesional tersebut nantinya akan mengetahui sejauh mana intensitas seseorang memakai gawai, dan intensitas orang tersebut menggunakan media sosial dalam kehidupan sehari-harinya. Kemudian, psikiater atau psikolog akan menentukan intervensi seperti apa yang akan diterapkan pada individu tersebut. Hal tersebut sangat kasuistik, intervensinya unik, artinya setiap orang tidak akan diberikan intervensi yang sama, karena latar belakang dan kebiasaannya juga berbeda.

Kitalah yang mengendalikan

Kita tidak bisa menjauhi teknologi, karena keseharian kita sudah ditunjang oleh teknologi. Yang bisa kita lakukan adalah mengelola dan mengatur diri sendiri, supaya apapun yang kita lakukan tidak berlebihan. Jika kita menonaktifkan media sosial, misalnya, itu juga bukan pilihan yang terbaik. Karena kita perlu terkoneksi, berkomunikasi, dan mendapatkan informasi. Tapi jika penggunaan media sosial, atau hal lain yang terdapat di dalam gawai sudah berlebihan dan membuat candu, resepnya adalah kita harus berada di titik tengah.


Artikel oleh: Miranty Novia Wardhani, S.Psi.

  • Share to :