June 25, 2021
loading

GANGGUAN JIWA di TENGAH PANDEMI

Posted by    admin

GANGGUAN JIWA di TENGAH PANDEMI

Saat ini beredar berita tentang orang dengan gangguan jiwa yang mengalami infeksi Covid-19. Mari kita mengenal seperti apa sebenarnya yg terjadi pada orang dengan gangguan jiwa di masa pandemi ini.

Gangguan jiwa adalah penyakit medis yang memiliki patologi gangguan di dalam saraf otak. Gangguan jiwa adalah penyakit OTAK

Gangguan jiwa ada di mana-mana dan bisa mengenai siapa saja tanpa memandang latar belakang dan status ekonomi serta pendidikannya. Gangguan jiwa terjadi melalui suatu proses yang terjadi beberapa waktu sebelumnya, bisa cepat, bisa juga lebih lambat.

Apabila dideteksi dengan lebih cepat maka gangguan jiwa akan lebih mudah diterapi, diobati sehingga yang bersangkutan dapat pulih dan produktif kembali.

FAKTA

1 Berdasarkan hasil Swaperiksa PDSKJI, didapatkan ada 64,8% masyarakat yang mengalami masalah psikologis di tengah pandemi, yaitu gangguan Cemas, Depresi, dan Trauma Psikologis.
2 Satu dari 5 orang memiliki pemikiran tentang "lebih baik mati".
3 Orang dengan Gangguan Jiwa
memiliki risiko 7 x lipat untuk terpapar infeksi Covid-19 dan kemudian menularkannya.
4 Beberapa RS Jiwa di Indonesia menyiapkan bangsal untuk merawat ODGJ yang terinfeksi Covid-19.
5 Risiko kematian meningkat 2x kali lipat pada Orang dengan Gangguan Jiwa yang terpapar infeksi Covid-19. Penanganan yang lebih intensif perlu dilakukan pada keadaan komorbid ODGJ dan Covid-19. Bukan hanya Covid-19 yg diterapi tapi juga gangguan jiwanya dan perlu dipikirkan dengan teliti interaksi obat yang diberikan
6 Vaksinasi Covid-19 pada Orang dengan Gangguan Jiwa akan menurunkan angka kesakitan dan kematian. Saat ini sudah mulai dilakukan vaksinasi pada ODGJ di berbagai fasilitas layanan kesehatan.
7 Gangguan jiwa dapat terjadi di tengah pandemi karena stresor psikososial yang meningkat. Konsultasikan segera ke profesional kesehatan jiwa seperti Psikiater bila mengalami gejala gejala gangguan jiwa.

PENYEBAB GANGGUAN JIWA

Penyebab seseorang bisa menderita gangguan jiwa bermacam-macam atau disebut multifaktorial, yaitu:

1 Faktor genetik, keturunan

2 Kondisi ibu selama dia mengandung, bila ada gangguan mental, emosional, atau fisik maka akan mempengaruhi saraf otak janin yang dikandungnya

3 Proses persalinan, bila ada komplikasi maka meningkatkan risiko

4 Penyakit fisik seperti panas tinggi, kejang, atau penyakit berat lainnya mulai dari lahir sampai usia sekarang

5 Riwayat jatuh, terbentur kepala, kena pukul atau kecelakaan

6 Penggunaan Narkoba/Napza seperti : alkohol, ganja (cannabis). Shabu-shabu, Extasy, obat penenang, heroin (putaw), dll

7 Riwayat peristiwa traumatis, beban psikologis yang berat, masalah yang sulit diselesaikan, konflik, keinginan yang tidak tercapai, kemarahan yang terpendam, kesedihan yang mendalam, kehilangan, kekecewaan, dll

Semuanya itu membuat keseimbangan zat kimia di otak (neurotransmiter) menjadi berubah dan tidak stabil dan inilah yang memunculkan adanya perubahan pada : cara berpikir, perasaan, sikap, dan perilaku.

JENIS GANGGUAN JIWA

Berikut ini beberapa gangguan jiwa yang sering terjadi dan memerlukan perhatian khusus :

1. Demensia :
kepikunan pada orang tua, ditandai dengan hilangnya daya ingat (memori), perubahan kepribadian, perubahan perilaku menjadi mudah marah, mudah sedih, perilaku tidak wajar seperti bicara dan tertawa sendiri, keluyuran, sulit belajar hal-hal yang baru.

2. Psikotik/skizofrenia:

gangguan penilaian realitas ditandai dengan adanya halusinasi seperti mendengar suara-suara bisikan, melihat bayangan-bayangan, merasa di badan seperti ada yang menyentuh/meraba, seperti mencium bau-bauan yang tidak ada sumbernya, pembicaraan tidak nyambung, adanya waham yaitu keyakinan yang salah, seperti merasa dibicarakan orang lain, seperti merasa ada yang ingin berbuat tidak baik, merasa sebagai orang yang berbeda, seringkali disertai dengan perilaku agresif yang berbahaya seperti marah, merusak, dan melukai orang lain.

3. Depresi:

perasaan sedih yang mendalam disertai dengan hilangnya semangat dan motivasi, badan jadi mudah lelah/tidak bertenaga, perubahan pada pola tidur dan pola makan, sulit konsentrasi/tidak fokus, dan ada keinginan untuk bunuh diri

4. Cemas/ansietas:

rasa cemas/khawatir/panik mendominasi gangguan ini, disertai dengan adanya perubahan pada tubuh seperti nafas cepat dan pendek, jantung berdebar, keringat dingin, nyeri/tidak nyaman di perut, pusing, pandangan kabur

5. Bipolar:
Ini adalah gangguan mood/perasaan, orang yang mengalaminya mengalami perubahan mood dari senang ke sedih yang berlebihan, saat senang merasa memiliki banyak energi, tidak tidur-tidur, mengerjakan banyak hal, ada perilaku berisiko, hasrat seksual meningkat, belanja berlebihan, membagikan barang tidak wajar, bicara cepat dan loncat dari satu topik lainnya. Pada lain kesempatan muncul gangguan depresi seperti gejala di atas

6. Gangguan kepribadian:

Suatu gangguan yang sudah mendalam ditandai dengan kepribadian yang tidak fleksibel dan kaku sehingga tidak bisa beradaptasi dengan baik dengan lingkungan.

? GK paranoid (gampang curiga),
? GK skizoid (dingin,tdk senang bersosialisasi),
? GK skizotipal (eksentrik,perilaku aneh), ? GK histrionik (ekspresif, ingin jadi pusat perhatian),
? GK narsisistik (ingin selalu diutamakan dan jadi nomor satu),
? GK ambang (emosi tidak stabil, mudah meledak-ledak),
? GK antisosial (tidak memperdulikan perasaan orang lain dan norma yang berlaku, banyak melanggar aturan),
? GK cemas menghindar (selalu menghindari berbagai tugas dan enggan mengambil suatu tanggung jawab),
? GK dependen (selalu bergantung pada orang lain dalam mengambil keputusan).
? GK anankastik (perfeksionis, keras kepala, serba teratur)

AKIBAT GANGGUAN JIWA

Gangguan jiwa membuat seseorang menjadi terganggu fungsi dan produktivitasnya dan ini bisa mengganggu juga keluarga dan masyarakat.

Orang dengan gangguan jiwa tidak bisa sekolah, kuliah dan bekerja dengan baik. Fungsi  sosial juga menjadi terganggu, ODGJ  tidak mampu berinteraksi dengan sekitarnya dengan baik.

Kemampuan fokus, konsentrasi, atensi, memori, memutuskan untuk bertindak,  kemampuan berkomunikasi, fungsi gerakan juga terganggu sehingga fungsi dan produktivitas menjadi terganggu.

DETEKSI DINI

Dengan melakukan deteksi dini dan penanganan yang baik maka gangguan jiwa dapat cepat dipulihkan dan tidak mejadi makin berat.

Deteksi dini gangguan jiwa dapat dilakukan di puskesmas, rumah sakit, psikiater, psikolog, perawat jiwa dan di rumah sakit jiwa.

Pemeriksaan yang dilakukan adalah wawancara, pemeriksaan lab dan radiologi (bila diperlukan), tes kesehatan mental dan tes psikologis lainnya. Setelah diagnosis ditegakkan maka terapi akan segera dimulai dan kesembuhan akan cepat diraih.

Pengobatan untuk gangguan jiwa berlangsung lama dan dibutuhkan konsultasi yang rutin.

Dengan melakukan deteksi dini dan pemeriksaan maka gangguan jiwa yang berat dapat dihindari sehingga bahaya juga bisa dicegah.

Mari kita juga menghindari memberikan stigma dan diskriminasi bagi orang dengan gangguan jiwa karena mereka dan keluarganya sudah cukup menderita dengan gangguan jiwa yg dialaminya.

Salam SEJI-GO
(Sehat Jiwa Bersama Lahargo)

dr.Lahargo Kembaren, SpKJ
Psikiater, Kepala Instalasi Rehabilitasi Psikososial
RS.dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor

  • Share to :