Posted by admin
Perceraian Akibat Konflik dalam Keluarga di Tengah Pandemi
(Antisipasi, Identifikasi, Atasi)
Angka perceraian meningkat di tengah pandemi dan menyebabkan berbagai dampak bagi kehidupan psikologis yang mengalaminya, bagi anak, orang tuas serta pasangan. Pandemi Covid-19 merubah banyak hal dalam tatanan kehidupan manusia. Perubahan yang terjadi begitu cepat tidak disertai dengan kecepatan penyesuaian yang dilakukan. Ada pelajar dan mahasiswa yang harus merubah sistem belajar dari tatap muka menjadi online dan akan tatap muka lagi, ada ibu rumah tangga yang harus full time di rumah dengan anak dan suami yang study and work from home, ada pekerja yang menurun penghasilannya dan kehilangan pekerjaan, ada dokter dan tenaga medis lainnya yang harus memakai APD dan was was setiap kali memeriksa pasiennya. Masalah ekonomi dalam keluarga juga menjadi penyebab terjadinya perceraian. Tidak semua orang mudah dan cepat menyesuaikan diri beradaptasi dengan perubahan ini.
Proses dalam menyesuaikan diri dengan perubahan itu seringkali memicu munculnya konflik dalam keluarga, pasangan dan rekan kerja.
PENYEBAB KONFLIK :
1. Relationships Conflict
Miskomunikasi
Emosi yang kuat
Stereotip
Perilaku negatif yang berulang
2. Data Conflicts
Kurang informasi
Salah informasi
Perbedaan pandangan terhadap informasi
Perbedaan interpretasi terhadap informasi
3. Interest Conflicts
Kompetisi terhadap minat masing masing
Perbedaan minat secara prosedural
Perbedaan minat secara psikologis
4. Struktural Conflicts
Otoritas yang tidak seimbang
Kontrol yang tidak seimbang terhadap sumber daya yang ada
Kendala waktu
5. Values Conflicts
Perbedaan dalam nilai, gaya hidup, norma dan ideologi
Perbedaan dalam menilai suatu ide, situasi atau keadaan
ESKALASI KONFLIK (bagaimana konflik keluarga terjadi)
1. Disagreement
(melihat dari hal yg berbeda)
2. Personification
(menyalahkan)
3. The problem expands
(masalah berkembang)
4. Dialogue is abandoned
(menolak berdialog)
5. Enemy image
(mulai menganggap sebagai musuh)
6. Open hostility
(muncul perilaku kekerasan)
7. Polarization
(perpisahan)
HUBUNGAN YANG SEHAT MENCEGAH TERJADINYA KONFLIK DAN PERCERAIAN
1 Percaya
•Saling percaya satu dengan yang lain
•Percaya pada kata kata, sikap dan perilaku pasangan
•Menempatkan keraguan dengan cara yang sehat
2 Terbuka
• Menyadari dan mengakui bila ada kesalahan
• Menyadari adanya tanggung jawab dari setiap sikap, nilai dan perilaku yang diperbuat
3 Keamanan
• Hindari intimidasi dan manipulasi
• Jauhkan perilaku kekerasan verbal dan fisik
4 Jujur
• Berkomunikasi dengan terbuka, jujur dan apa adanya
5 Dukungan
• Saling mendukung pilihan satu dengan yang lain
• Saling mengerti dan dimengerti
• Mendengarkan tanpa menghakimi
• Menghargai nilai dan opini satu dengan yang lain
6 Kerjasama
• Meminta, bukan mengharapkan
• Menerima setiap perubahan dengan lapang dada
• Berkompromi dan membuat keputusan bersama sama yang 'win win solution'
BAGAIMANA CARA MENGHADAPI KONFLIK DALAM KELUARGA
1. Antisipasi
Hindari sikap mental reaktif, pilihlah sikap mental responsif
Kenali berbagai perubahan yang terjadi dan persiapkan solusinya jauh-jauh hari sambil terus berproses
2. Identifikasi
Kenali gejala gejala stres pada setiap anggota keluarga : Gejala fisik, gejala emosi, gejala perilaku dan gejala kognitif
Perhatikan perubahan pada pikiran, perasaan dan perilaku yang sudah mulai mengganggu fungsi dan aktivitas sehari hari, dan juga mengganggu pola relasi dengan yang lain
3. Atasi
Atasi konflik dengan melakukan berbagai teknik manajemen stres
akukan kegiatan bersama sama yang menyenangkan dalam keluarga, seperti: berolahraga, bernyanyi, karaoke, bermain, ibadah bersama sama, dll
Sampaikan apa yg menjadi konflik dengan 'I-messages' dan tanpa menghakimi
Lakukan rapat keluarga setiap minggu untuk membicarakan konflik/masalah yg muncul dan mencari solusinya
Humor sangat baik untuk meredakan ketegangan, bercerita hal yang lucu, nonton film komedi, bermain permainan yang seru dan konyol.
Salam SEJI-GO
(Sehat Jiwa Bersama Lahargo)
dr.Lahargo Kembaren, SpKJ
Psikiater, Kepala Instalasi Rehabilitasi Psikososial RS.Jiwa dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor