March 24, 2023
loading

Puasa adalah Sarana Detoksifikasi Jiwa

Posted by    admin

Saat ini seluruh umat Muslim di seluruh dunia sedang menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan. Tahun-tahun terakhir ini adalah tahun yang berat bagi setiap orang dari sisi kesehatan mental. Pandemi meninggalkan berbagai berbagai konsekuensi negatif bagi kondisi jiwa setiap masyarakat. Stres, ketegangan, kecemasan, ketakutan, dan berbagai emosi negatif lainnya membuat kesehatan jiwa setiap insan menjadi terganggu. WHO melaporkan ada 970 juta penduduk dunia yang menderita masalah/gangguan jiwa. Di Indonesia, Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) melaporkan hasil swaperiksa masalah psikologis secara daring bahwa 75 persen masyarakat Indonesia mengalami masalah psikologis, yaitu: ansietas, depresi, trauma psikologis, dan bunuh diri.
Puasa adalah upaya yang dilakukan secara sadar untuk menahan hawa nafsu, lapar dan haus.  Bila dikaji lebih mendalam, inti dari puasa adalah pengendalian diri. Orang yang sehat jiwanya adalah orang yang mampu menguasai dan mengendalikan diri terhadap dorongan-dorongan yang datang dari dalam dirinya maupun yang datang dari luar. Jadi, sebenarnya dengan melakukan puasa kita sedang melatih diri kita untuk mencapai kesehatan jiwa yang optimal. Saat kondisi kesehatan jiwa optimal maka kita dapat menjalankan aktivitas, pekerjaan dan menjalin relasi yang baik dalam kehidupan.
Setiap orang pasti akan menghadapi keadaan sulit yang tidak diharapkan pada setiap fase kehidupannya. Dengan kesehatan jiwa yang optimal maka orang tersebut akan mampu menghadapi keadaan tersebut dan bisa tetap produktif dan berfungsi dengan baik dalam kehidupannya. Tapi, apabila stres tersebut terlalu berat dan kemampuan mentalnya kurang, maka orang tersebut dapat mengalami gangguan jiwa seperti gangguan depresi, gangguan cemas, dan gangguan psikotik.
Puasa merupakan suatu sarana yang baik untuk "detoksifikasi jiwa". Detoksifikasi jiwa saat puasa terjadi karena kita mengambil jarak, menjauhi hal hal yang seringkali membuat jiwa kita terganggu. Berbagai kebiasaan yang tidak baik dalam pikiran, sikap, dan perilaku diusahakan dikendalikan sepenuhnya menuju arah yang lebih baik saat melakukan puasa.
 
Berikut ini manfaat puasa bagi kesehatan sebagai sarana detoksifikasi jiwa
  1. Regenerasi sel tubuh yg baru meningkat dan lebih baik
  2. Sistem pencernaan, kardiovaskuler dan saraf lebih stabil dan seimbang
  3. Membersihkan badan dari berbagai toksin dan menurunkan Proses inflamasi (radang)
  4. Endorfin (hormon anti stres) banyak dikeluarkan
  5. Refleksi diri semakin meningkat dan Mengendorkan ketegangan jiwa
  6. Menajamkan fungsi indrawi meningkatkan kontrol diri
  7. Spiritual coping, manajemen stres dengan mendekatkan diri pada Pencipta
 
Beberapa perilaku yang terbentuk pada masa-masa puasa seperti menahan diri untuk tidak marah (anger management), menahan diri untuk tidak merokok, menahan diri untuk tidak melakukan perilaku pornografi, dll., adalah suatu hal yang positif bagi pengembangan diri dan karakter serta kepribadian. Seperti kita ketahui bahwa perilaku-perilaku tersebut memberikan dampak negatif bagi kesehatan fisik dan jiwa maka puasa dapat dijadikan suatu momentum untuk benar-benar melakukan perubahan perilaku yang mendasar dan terus menerus. Diharapkan dengan terjadinya suatu perubahan perilaku negatif menjadi perilaku yang positif maka kesehatan fisik dan jiwa lebih dapat ditingkatkan.

Selamat menunaikan ibadah puasa, selamat menjalankan Detoksifikasi Jiwa.

Penulis:
dr. Lahargo Kembaren, Sp.KJ
Psikiater di Pusat Kesehatan Jiwa Nasional (PKJN) RS Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor

 
Referensi:
Yiren Wang, Ruilin Wu, "The Effect of Fasting on Human Metabolism and Psychological Health", Disease Markers, vol. 2022, Article ID 5653739, 7 pages, 2022.
A. Michalsen, “Prolonged fasting as a method of mood enhancement in chronic pain syndromes: a review of clinical evidence and mechanisms,”

  • Share to :