April 13, 2019
loading

ANAKKU SERING MENANGIS How to deal with it?

Posted by    admin

Bagaimana cara menghadapi anak yang sering menangis karena hal-hal sepele? Anak yang sering cemas berlebihan? Anak yang over sensitive, mudah bersedih atau sebaliknya mudah marah?

Sebaiknya respons seperti apa yang mesti ditampilkan oleh orang tua? Reaksi anak yang berlebihan terhadap suatu hal bisa disebabkan karena mereka tidak memiliki source/sumber pengalaman positif yang dapat mengarahkan mereka menampilkan perilaku yang tepat/appropriate.

Perilaku yang berlebihan seperti apa contohnya? Misalnya jatuh dan mengalami sedikit lecet, rekasinya adalah menangis menjerit-menjerit dan susah dihentikan. Hindari menyalahkan hal hal lain di luar diri anak sebagai penyebabnya terjatuh. Lalu apa yang sebaiknya dilakukan?

Pertama-tama, terima dulu rasa sakitnya, misalnya dengan ucapan empatik seperti "iya, ini pasti rasanya sakit sampai kamu menangis seperti ini". Reaksi seperti ini memvalidasi area afektif anak. Selanjutnya kita dapat membawa rasa sakit ini menuju tataran kognitif, sehingga mereka terlatih untuk dapat berpikir logis tidak hanya berlarut-larut di area afektif/emosi.

Bimbing anak untuk dapat merasionalisasikan rasa sakitnya. Caranya bagaimana? Bisa menggunakan skala, misalnya "dari skala 1-10, 1 itu tidak sakit sama sekali, 10 itu amat sakit sekali, tidak tertahankan, di angka berapa rasa sakitmu sekarang?" Di titik ini anak belajar untuk membangun kemampuan berpikir logis.

Ketika anak sudah memberikan jawaban logis atas rasa sakitnya, mungkin dengan menyebut angka 5 atau 6, kita dapat melanjutkan percakapan yang terarah untuk mengembangkan kemampuan anak mencari alternatif solusi. Validasi kembali perasaan anak atas jawaban logisnya, misalnya "oh 5 ya, berarti ini cukup sakit, kira-kira masih bisa ditahan tidak rasa sakitnya?" Terus bangun percakapan yang dapat membawa anak mengembangkan rasionalisasinya.

Tahapan berikutnya, ajak anak berpikir solutif dengan mengajukan pertanyaan "sakitnya ada di angka 5 ya, menurutmu apa yang harus kita lakukan sekarang supaya sakitnya bisa hilang?" Kita obati dengan obat di rumah ini atau harus di bawa ke dokter ya?" Let them think and choose. Sebagai penutup, apresiasi pilihan tindakan anak dengan memeluk atau mengucapkan kalimat positif.

Cara-cara ini bisa diterapkan untuk kasus lain seperti cemas, marah, sedih atau kecewa. Perlu mengembangkan teknik komunikasi dengan anak. Namun untuk kasus-kasus klinis (diluar batasan normal pada umumnya) tentu perlu penanganan profesional kesehatan mental. Cara-cara di atas hanya dapat diterapkan untuk problem perilaku sehari-hari yang masih berada dalam rentang wajar.

Ubah mind set, jadikan problem perilaku keseharian pada anak sebagai ajang berlatih untuk mengembangkan hubungan interaksi yang lebih sehat antara orang tua dan anak.

Tidak dianggap sebagai beban namun disikapi sebagai tantangan yang harus dicari jalan keluarnya.

Pasti bisa!

 

Miranty Novia Wardhani, S.Psi

Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor

  • Share to :