June 18, 2019
loading

Victim Mentality and Depression

Posted by    admin

Victim Mentality and Depression

Dalam kehidupan sehari hari kita sering melihat orang - orang yang secara terus menerus menyalahkan orang lain dan situasi yang membuatnya menderita meski orang lain tidak melihat hal tersebut. Kadang kita menyebut mereka 'lebay' karena rasanya terlalu berlebihan dan mulai mengganggu. Ini yang kita sebut sebagai "Victim Mentality", suatu 'role' yang diambil oleh seseorang secara tidak sadar untuk menjadikan dirinya sebagai korban dan kemudian mendapatkan perhatian. Orang dengan ciri/gangguan kepribadian narsisistik biasanya menunjukkan hal ini karena ada suatu 'secondary gain' yang diharapkan yaitu suatu perhatian yang kemudian didapatkannya. Ini terjadi karena sepanjang hidupnya orang ini mengalami 'Lack of attention'.
'Victim mentality' juga bisa terjadi pada ciri/gangguan kepribadian paranoid, yang merasakan 'insecure' sehingga muncul sikap, pikiran dan merasakan mengenai adanya konspirasi yang tidak baik mengenai dirinya.

Kepribadian yang seperti itu tidak muncul dalam waktu sekejap tetapi merupakan suatu proses psikologi yang dialami sejak kecil. Berbagai konflik, keinginan yang tidak tercapai, kekecewaan, kemarahan yang terpendam, pola asuh dan berbagai situasi kehidupan lain membentuk pola perilaku ini.

Apabila dibiarkan berlarut larut maka ini akan berujung pada keadaan DEPRESI yang ditandai dengan gejala:
- mood yang sedih, murung
- tidak bersemangat
- kurang/hilangnya energi
- gangguan pada pola makan dan tidur
- sulit fokus dan berkonsentrasi
- nyeri di berbagai bagian tubuh yang berpindah
- pandangan mengenai masa depan yang suram (madesu)
- keinginan untuk mengakhiri hidup/bunuh diri (suicidal idea)

Gangguan ini perlu segera diberikan penanganan. Teman teman dan keluarga terdekat bisa memberikan dukungan dalam bentuk perhatian pola komunikasi yang sehat, kegiatan yang positif sehingga bisa mengalihkan dari fokus/pikiran negatif. Pola hidup sehat perlu dijalankan. Apabila terasa makin berat, segera berkonsultasi dengan profesional kesehatan jiwa seperti psikiater, psikolog, perawat jiwa dan pekerja sosial.

Salam sehat jiwa!

?LaKe?

dr.Lahargo Kembaren, SpKJ
Psikiater
RS. dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor

  • Share to :